Empat Dimensi Budaya
Apa sih budaya berorganisasi itu? Menurut pakar – pakar yang mengeluarkan pendapatnya tentang budaya berorganisasi ini mendefinisikan beberapa arti dari budaya berorganisasi. Tapi disini kita akan membahas 3 saja dari sekian banyak definisi yang ada. Seperti :
- Hofstede (1991) menyatakan bahwa “Budaya organisasi adalah apa persepsi para pekerja dan bagaimana persepsi tersebut membentuk pola-pola kepercayaan, nilai-nilai dan ekspektasi-ekspektasi”.
- Greiner et al (1995) menyebutkan bahwa “budaya organisasi merupakan suatu pola dari nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, kebiasaan-kebiasaan yang dimiliki dan dipegang bersama serta diadopsi oleh orang-orang yang membentuk suatu organisasi”.
- Attwood (1990) menyatakan bahwa “budaya organisasi atau budaya
perusahaan mempunyai pengaruh yang kuat untuk dapat membentuk
perilaku dengan memberi anggota organisasi rasa identiti,
memperkuat loyaliti antara staf dan pelanggan, membangun
pengakuan, dan mudah menerima alasan terhadap suatu keputusan
perusahaan”.
Dari ke 3 pernyataan di atas,,kita sudah bisa menyimpulkan budaya berorganisasi dengan pengertian yang lebih sederhana dan mudah untuk dipahami. Jadi, budaya berorganisasi secara garis besar adalah suatu cara penempatan anggota organisasi sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki untuk mendukung dan membantu dalam bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang sama.
Berorganisasi di dalam kehidupan sehari-hari sudah banyak di terapkan dimana saja. Misalnya, di sekolah OSIS dan di kampus BEM. Semua organisasi ini di bentuk untuk membantu memudahkan kegiatan-kegiatan yang telah ada atau bahkan membantu dalam pembentukan kegiatan yang akan dijalankan.
Dalam bekerja sama dengan suatu instansi atau orang kita harus sedikitnya memahami tiga dimensi budaya untuk menunjang kemudahan kita dalam berorganisasi. Yang pertama adalah masalah bahasa. Kedua tentang perilaku sosial dan kebiasaan-kebiasaan tiap bangsa, dan ketiga adalah perbedaan budaya. Perbedaan budaya nasional dapat menyebabkan setiap orang memiliki perbedaan cara memandang ketika menghadapi persoalan yang sama. Karena itu dinilai perlu untuk mencari solusi bagaimana dapat dikembangkan upaya berbagi pemahaman tentang budaya masing-masing.
Selain kita harus memahami sedikitnya tiga dimensi budaya, kita juga harus mengetahui empat dimensi yang ada pada saat kita berorganisasi. Berikut empat dimensi yang ada :
- Power Distance Index (PDI) mengandung pengertian kalau anggota institusi memiliki kekuasaan rendah dalam suatu organisasi di masyarakat tertentu mencerminkan terjadinya ketimpangan dalam hal distribusi kekuasaan.
2.Individualism Index (IDV) menggambarkan pola kerja yang
dilakukan anggota-anggota suatu organisasi. Artinya mereka
cenderung bekerja secara individual ketimbang bekerja secara
koletif.
3. Masculinity Index (MAS) kalau angka MAS tinggi mencerminkan
adanya nilai-nilai dominan dalam suatu masyarakat yang memiliki
sifat-sifat tegas, keras hati, dan fokus untuk mencapai prestasi dan
keberhasilan tertentu.
4. Uncertainty Avoidance Index (UAI) menggambarkan tingkat
perasaan suatu masyarakat atas ancaman oleh adanya situasi yang
tidak pasti dan tidak diketahuinya.
Dengan adanya empat dimensi itu, kita jadi mengetahui apa-apa saja yang terjadi pada saat berorganisasi, dan watak-watak manusia yang berbeda-beda juga. Jadi secara tidak langsung setelah kita membaca empat dimensi di atas, kita mendapat ilmu pembelajaran dalam berorganisasi yang baik dan benar dan bisa menjadi orang yang lebih baik lagi dalam kegiatan organisasi dimana pun.
sumber :
universitas utara Malaysia
universitas utara Malaysia
Blog sjafri mangkuprawira in Iklim bisnis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar